Sabtu, 12 Maret 2016

Analisis Laporan Keuangan

Tugas Analisis Laporan Keuangan

Menurut Wild, “Analisis laporan keuangan (financial statement analysis) adalah aplikasi dari alat dan teknik analisis untuk laporan keuangan bertujuan umum dan data-data yang berkaitan untuk menghasilkan estimasi dan kesimpulan yang bermanfaat dalam analisis bisnis”

Menurut Bernstein, “Analisis laporan keuangan mencakup penerapan metode dan teknik analisis untuk laporan keuangan dan data lainnya untuk melihat dari laporan itu ukuran - ukuran dan hubungan tertentu yang sangat berguna dalam pengambilan keputusan”








       Rasio Likuiditas 

  • Rasio likuiditas menunjukkan hubungan kas dan aktiva lancar lainnya dengan kewajiban lancar. Posisi likuiditas perusahaan akan sangat berhubungan dengan kemampuan perusahaan melunasi kewajiban jangka pendeknya.

a.      Current Ratio 

Current ratio adalah rasio yang mebandingkan antara aktiva lancar dengan hutang jangka pendek. Dari contoh laporan keuangan di atas bisa dihitung besarnya  current ratio  sebagai berikut :

Current ratio         
=  Aktiva Lancar / Hutang lancar
= 280.000.000 / 120.000.000
= 2,33

Dari perhitungan tersebut  dapat diartikan  bahwa setiap Rp 1,00  hutang lancar dijamin dengan Rp.2,33 aktiva lancar. Semakin tinggi nilai current ratio semakin besar kemampuan perusahaan untuk melunasi hutangnya.

b.      Rasio Cepat (Acid Test Ratio)  

Rasio ini berguna untuk mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendek tanpa mengandalkan persediaan. Dari contoh laporan keuangan diatas dapat dihitung besarnya quick ratio :

Quick ratio           
=  (Aktiva lancar – Persediaan) / Hutang lancar
= (280.000.000 – 120.000.000) / 120.000.000
=  1,33

Dari perhitungan tersebut dapat diartikan bahwa setiap Rp.1,00 hutang lancar  dijamin dengan Rp 1,33 aktiva yang paling lancar.

c.       Cash ratio

Rasio  kas adalah rasio yang  membandingkan antara kas dengan aktiva lancar yang bisa segera menjadi uang kas dengan hutang lancar. Dari contoh laporan keuangan didepan dapat dihitung besarnya cash ratio sebagai berikut :

Cash ratio              
= (Kas + efek) / Hutang lancar
= (20.000.000 + 60.000.000) / 120.000.000
= 0,67

Dari perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa setiap Rp1,00 hutang lancar  dijamin dengan Rp0,67 uang kas dan yang segera menjadi kas.


      Rasio Leverage

  • Rasio Leverage menunjukkan berapa besar kebutuhan dana perusahaan dibelanjai dengan hutang. Berikut beberapa rasio leverage yang dapat dipakai oleh perusahaan.

a.      Total Debt to Total Asset ratio

Mengukur persentase besarnya dana yang berasal dari hutang (semua hutang yang dimiliki perusahaan). Dari contoh laporan keuangan didepan dapat dihitung besarnya Debt ratio:

Debt Ratio             
= (Total Hutang / Total Aktiva) x 100%
= (400.000.000 / 800.000.000) x 100%
= 50%

Dari perhitungan tersebut bahwa aktiva perusahaan 50% dibelanjai dengan hutang. Semakin tingg debt ratio menunjukkan perusahaan semakin beresiko.  Kreditor lebih menyukai  debt ratio  yang rendah sebab tingkat keamanan dananya semakin baik.

b.      Total Debt to Equity ratio

Rasio hutang  dengan modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini berarti modal sendiri semakin sedikit dibanding dengan hutangnya.  Dari contoh laporan keuangan didepan dapat dihitung besarnya Debt ratio adalah :

Debt to Equity Ratio          
= (Total Hutang / Modal) x 100%
= (400.000.000 / 400.000.000) x 100% = 100%

Dari perhitungan tersebut bahwa perusahaan mempunyai sumber dana yang sebanding antara hutang dan modal sendiri. Bagi perusahaan sebaiknya besarnya hutang tidak melebihi modal sendiri supaya beban tetapnya tidak terlalu tinggi.


      Rasio Aktivitas (Activity Ratio)

  • Activity Ratio merupakan alat ukur sejauh mana efektivitas perusahaan dalam menggunakan berbagai sumber daya nya.

a.      Perputaran persediaan

Rasio perputaran persediaan  yaitu rasio untuk mengukur efisiensi penggunaan persediaan atau rasio untuk mengukur kemampuan dana yang tertanam dalam persediaan untuk berputar dalam suatu periode tertentu. Semakin tinggi persediaan berputar semakin efektif perusahaan dalam mengelola persediaan.

Dari contoh laporan keuangan didepan dapat dihitung besarnya perputaran persediaan

Perputaran  Persediaan         
= Harga pokok penjualan / Rata-rata persediaan
= 1.022.000.000 / ((142.000.000 + 120.000.000) / 2)
= 8 kali

Dengan demikian dalam  setahun persediaan berputar sebanyak 8 kali.

Untuk mengetahui lama rata-rata persediaan tersimpan sebelum terjual atau masuk kedalam proses produksi adalah :

 Average day inventory      
= (Rata-rata persediaan x 360) / Harga pokok penjualan
= (131.000.000 x 360) / 1.022.000.000
= 46 hari

Artinya persediaan tersimpan selama 46 hari sebelum terjual atau melalui proses produksi.

b.      Perputaran Piutang (receivable turn over)

Perputaran piutang merupakan ukuran pengelolaan piutang semakin cepat perputaran piutang semakin efektif perusahaan dalam mengelola piutangnya. 

Perputaran piutang     = Penjualan Kredit / Rata-rata piutang 

Rata-rata Piutang
= (100.000.000 + 80.000.000) / 2
= 90.000.000

Besarnya perputaran piutang

Perputaran piutang    
= 1.200.000.000 / 90.000.000 
= 13.33 kali

Untuk mengetahui lamanya piutang tertagih (receivable collection period) adalah :

Receivable Collection Period             
= (rata-rata piutang x 360) / Penjualan kredit
= (90.000.000 x 360) / 1.200.000.000
= 27 hari

Artinya bahwa periode pengumpulan piutang rata-rata selama 27 hari.


      Rasio Keuntungan (Profitability Ratio)

  • Profitability Ratio yaitu rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan dari penggunaan modalnya.  Rasio keuntungan dapat diukur dengan bebarapa indikator yakni :

a.      Profit Margin

Profit margin merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dibandingkan dengan penjualan yang dicapai. Rasio yang bisa digunakan adalah sebagai berikut.

Gross Profit margin       
= (Laba Kotor x 100%) / Penjualan
= (178.000.000 x 100%) / 1.200.000.000
= 14,83%

Profit margin
= (EAT x 100%) / Penjualan
= 48.000.000 x 100% / 1.200.000.000
= 4 %

Net  Profit margin        
= (EBIT x 100%) / Penjualan
= 102.000.000 x 100% / 1.200.000.000
= 8.5%

b.      Return on Asset 

Return on asset sering disebut sebagai rentabilitas ekonomis yang merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilakan laba dengan semua aktiva yang dimiliki perusahaan. 

Return On Asset          
= (EBIT x 100%) / Total Aktiva
= (102.000.000  x 100%) / 800.000.000
= 12.75%

Berarti perusahaan mampu menghasilkan tingkat keuntungan sebesar 12,75% dari total aktiva yang digunakan. 


Referensi : Sumber

0 komentar: