Minggu, 19 Juni 2016

Jenis-Jenis Keputusan Investasi Modal

JENIS-JENIS KEPUTUSAN INVESTASI MODAL

Keputusan investasi modal (capital investmen decisions) berkaitan dengan proses perencanaan, penetapan tujuan, dan prioritas, pengaturan pendanaan, dan penggunaan kriteria tertentu untuk memilih aktiva jangka panjang. Karena keputusan investasi modal menempatkan sebagian sumber daya perusahaan pada resiko, sehingga keputusan investasi modal adalah keputusan yang amat.penting yang diambil oleh para manajer.

Proses pengambilan keputusan investasi modal sering kali disebut sebagai penganggaran modal (capital budgeting). Jenis dari pengaggaran modal itu sendiri ada dua, yaitu :

  • Proyek Independen (Independent project)

Adalah proyek investasi modal yang tidak berkaitan satu dengan yang lainnya. Jadi apabila ada proyek yang diterima atau ditolak tidak akan berpengaruh terhadap protek yang lainnya.

  • Proyek Saling Eksklusif (Mutualy exclusive project)

Proyek ini mengharuskan perusahaan untuk memilih salah satu alternatif yang saling bersaing untuk menyediakan jasa dasar yang sama. Penerimaan salah satu protek akan menghalangi proyek lainnya.

Keputusan investasi modal sering kali berkaitan dengan masalah investasi dalam aktiva modal jangka panjang. Pada umumnya investasi modal yang baik akan menghasilkan kembali modal awal sepanjang umurnya dan pada saat yang sama menghasilkan pengembalian yang cukup atas investasi awal.

Jadi salah satu tugas manajer adalah memutuskan apakah suatu investasi modal akan menghasilkan kembali sumber daya awalnya atau tidak, dan memberikan pengembalian yang wajar. Dengan membuat penilaian ini, seorang manajer dapat memutuskan diterima tidaknya proyek-proyek independen dan membandingakan proyek-proyek yang saling bersaing berdasarkan keunggulan ekonomisnya.

Untuk membuat keputusan investasi modal, seorang manajer harus mengestimasi jumlah dan waktu arus kas, menilai resiko investasi,.dan mempertimbangkan dampak proyek terhadap laba perusahaan. Para manajer juga harus menetapkan tujuan dan prioritas dari investasi modal serta harus mengidentifikasi beberapa kriteria dasar atas penerimaan dan penolakan investasi yang diusulkan.

Ada beberapa metoda yang digunakan oleh manajer untuk menunjukan mana proyek yang harus diterima dan mana yang harus ditolak,.diantaranya adalah metoda non-diskonto dan metoda diskonto.

MODEL NON-DISKONTO

Model non diskonto adalah model yang mengabaikan nilai waktu dari uang.

  • Periode Pengembalian

Perioda pengembalian (payback periods) adalah waktu yang dibutuhkan perusahaan untuk memperoleh kembali investasi awalnya. Apabila arus kas dari suatu proyek diasumsikan tetap jumlahnya, maka rumus berikut dapat digunakan:

Periode pengembalian = Investasi semula / Arus Kas Tahunan

Akan tetapi, jika arus kas tidak tetap jumlahnya maka periode pengembalian dihitung dengan menambahkan arus kas tahunan sampai waktu ketika investasi awal diperoleh kembali. Salah satu cara untuk menggunakan periode pengembalian adalah dengan menetapkan suatu perioda pengembalian maksimum pada seluruh proyek dan menolak setiap proyek yang melewati tingkat ini.

Dan periode pengembalian ini dapat digunakan sebagai ukuran dari resiko, dengan pengertian bahwa semakin lama suatu proyek menghasilkan uang semakin beresiko proyek tersebut. Periode pengembalian dapat digunakan untuk memilih alternatif-alternatif yang saling bersaing. 

Menurut pendekatan ini, investasi dengan periode pengembalian terpendek lebih disukai dari pada investasi dengan periode pengembalian yang lebih panjang. Berikut adalah beberapa hal yang dapat diambil oleh para manajer dengan menggunakan metoda non diskonto perioda pengembalian:

  1. Membantu mengendalikan resiko yang berhubungan dengan ketidakpastian arus kas masa depan.
  2. Membantu meminimalkan dampak investasi terhadap masalah likuiditas perusahaan.
  3. Membantu mengendalikan resiko keuangan.
  4. Membantu mengandalikan pengaruh investasi terhadap ukuran kinerja.

Namun, penggunaan periode pengembalian kurang dapat dipertahankan karena ukuran ini memiliki dua kelemahan utama, yaitu :

  1. Mengabaikan kinerja investasi yang melewati periode pengembalian
  2. Mengabaikan nilai waktu uang.
  • Tingkat Pengembalian Akuntansi

Tingkat pengembalian akuntansi merupakan model non diskonto kedua yang umum digunakan. Tingkat pengembalian akuntansi mengukur pengembalian atas suatu proyek dalam kerangka laba, bukan dari arus kas proyek.

Rumus perhitungan tingkat pengembalian akuntansi adalah sebagai berikut :

Tingkat pengembalian akuntansi : Laba rata-rata/Investasi awal
atau 
rata-rata Investasi rata-rata : (Investasi awal + Nilai Sisa)/2

MODEL DISKONTO

Model ini secara eksplisit mempertimbangkan nilai waktu dari uang dan memasukan konsep diskonto arus kas masuk dan arus kas keluar.

  • Nilai Bersih Sekarang (Nev Present Value/NPV)

Adalah selisih antara nilai sekarang dari arus kas masuk dan arus kas keluar yang berhubungan dengan suatu proyek .

NPV
= [(ΣCFt/(1+i)t] – I
= [ΣCFtdft] – I
= P – I

Dimana,
I : Nilai Sekarang dari biaya proyek
CFt : Arus kas masuk yang diterima dalam perioda t , dengan t= 1
n : Umur manfaat proyek
i : tingkat pengembalian yang diperlukan (required rate of return), yaitu adalah tingkat pengembalian minimum yang dapat diterima, hal.itu juga disebut sebagai tingkat diskonto, tingkat rintangan, atau.tingkat batas, dan biaya modal.
t : Periode waktu
P : Nilai sekarang dari arus kas masuk proyek di masa depan.

Nilai NPV positif menandakan bahwa :

  1. Investasi awal telah tertutupi
  2. Tingkat pengembalian yang diperlukan telah dipenuhi
  3. Pengembalian yang melebihi (1) dan (2) telah diterima.

Jadi jika NPV lebih besar dari pada nol maka investasi itu menguntungkan dan dapat diterima. Begitu sebaliknya apabila kurang dari nol.

KASUS 1

PT DUTA merencanakan sebuah proyek investasi yang diperkirakan akan menghabiskan dana sebesar Rp.750.000.000,- Dana tersebut Rp.100.000.000,- merupakan modal kerja, dan sisanya modal tetap dengan nilai residu diperkirakan sebesar Rp.150.000.000,-dan mempunyai umur ekonomis 5 tahun. Proyeksi penjualan selama usia ekonomis diperkirakan sebagai berikut:

Tahun 1  Rp.400.000.000,-
Tahun 2  Rp.450.000.000,-
Tahun 3  Rp.500.000.000,-
Tahun 4  Rp.550.000.000,-
Tahun 5  Rp.600.000.000,-

Struktur biaya pada proyek ini adalah biaya variabel 40%, dan biaya tetap tunai selain penyusutan sebesar Rp.20.000.000,-pertahun. Pajak yang diperhitungkan 30% dan return yang diharapkan 18 %.

Dari data tersebut apakah proyek investasi tersebut layak dijalankan! 

jawab

Perhitungan laba setelah pajak dan cashflow(000)


  • NPV



Dengan menggunakan tingkat keuntungan yang diharapkan sebesar 18%, ternyata diperoleh NPV sebesar Rp.44.490.000,- Artinya dengan NPV positif  maka proyek investasi ini layak untuk dilaksanakan.


  • Payback Period


Jika target kembalinya investasi 4 tahun, maka investasi ini layak ,karena PBP lebih kecil disbanding dengan target kembalinya investasi.

KASUS 2

Suatu perusahaan perdagangan sedang mempertimbangkan untuk mengganti alat transportasinya berupa truk lama dengan truk baru. Sebenarnya truk lama, baru saja selesai diperbaiki sehingga diperkirakan masih mempunyai usia ekonomis sama dengan truk yang baru. Pajak penghasilan yang dikenakan saat ini sebesar 30%. Metode penyusutan yang dilakukan dengan garis lurus. Informasi tentang truk lama dan truk baru adalah sebagai berikut:


Tingkat keuntungan yang dipandang layak adalah 17%. Apakah perusahaan sebaiknya mengganti truk lama dengan truk baru? Jelaskan dengan menggunakan metode NPV.

Jawab

Menilai investasi menggunakan Metode Net Present Value (NPV) Untuk memecahkan soal di atas dengan Metode NPV, dicari dahulu aliran kas untuk investasi penggantian tersebut. Taksiran operational cash flow setiap tahun:


Karena NPV Truk Lama Rp. 21.336.000 lebih besar daripada NPV Truk Baru yaitu sebesar Rp. 12.769.000, maka perusahaan tidak perlu mengganti truk lama.