Minggu, 19 Juni 2016

Jenis-Jenis Keputusan Investasi Modal

JENIS-JENIS KEPUTUSAN INVESTASI MODAL

Keputusan investasi modal (capital investmen decisions) berkaitan dengan proses perencanaan, penetapan tujuan, dan prioritas, pengaturan pendanaan, dan penggunaan kriteria tertentu untuk memilih aktiva jangka panjang. Karena keputusan investasi modal menempatkan sebagian sumber daya perusahaan pada resiko, sehingga keputusan investasi modal adalah keputusan yang amat.penting yang diambil oleh para manajer.

Proses pengambilan keputusan investasi modal sering kali disebut sebagai penganggaran modal (capital budgeting). Jenis dari pengaggaran modal itu sendiri ada dua, yaitu :

  • Proyek Independen (Independent project)

Adalah proyek investasi modal yang tidak berkaitan satu dengan yang lainnya. Jadi apabila ada proyek yang diterima atau ditolak tidak akan berpengaruh terhadap protek yang lainnya.

  • Proyek Saling Eksklusif (Mutualy exclusive project)

Proyek ini mengharuskan perusahaan untuk memilih salah satu alternatif yang saling bersaing untuk menyediakan jasa dasar yang sama. Penerimaan salah satu protek akan menghalangi proyek lainnya.

Keputusan investasi modal sering kali berkaitan dengan masalah investasi dalam aktiva modal jangka panjang. Pada umumnya investasi modal yang baik akan menghasilkan kembali modal awal sepanjang umurnya dan pada saat yang sama menghasilkan pengembalian yang cukup atas investasi awal.

Jadi salah satu tugas manajer adalah memutuskan apakah suatu investasi modal akan menghasilkan kembali sumber daya awalnya atau tidak, dan memberikan pengembalian yang wajar. Dengan membuat penilaian ini, seorang manajer dapat memutuskan diterima tidaknya proyek-proyek independen dan membandingakan proyek-proyek yang saling bersaing berdasarkan keunggulan ekonomisnya.

Untuk membuat keputusan investasi modal, seorang manajer harus mengestimasi jumlah dan waktu arus kas, menilai resiko investasi,.dan mempertimbangkan dampak proyek terhadap laba perusahaan. Para manajer juga harus menetapkan tujuan dan prioritas dari investasi modal serta harus mengidentifikasi beberapa kriteria dasar atas penerimaan dan penolakan investasi yang diusulkan.

Ada beberapa metoda yang digunakan oleh manajer untuk menunjukan mana proyek yang harus diterima dan mana yang harus ditolak,.diantaranya adalah metoda non-diskonto dan metoda diskonto.

MODEL NON-DISKONTO

Model non diskonto adalah model yang mengabaikan nilai waktu dari uang.

  • Periode Pengembalian

Perioda pengembalian (payback periods) adalah waktu yang dibutuhkan perusahaan untuk memperoleh kembali investasi awalnya. Apabila arus kas dari suatu proyek diasumsikan tetap jumlahnya, maka rumus berikut dapat digunakan:

Periode pengembalian = Investasi semula / Arus Kas Tahunan

Akan tetapi, jika arus kas tidak tetap jumlahnya maka periode pengembalian dihitung dengan menambahkan arus kas tahunan sampai waktu ketika investasi awal diperoleh kembali. Salah satu cara untuk menggunakan periode pengembalian adalah dengan menetapkan suatu perioda pengembalian maksimum pada seluruh proyek dan menolak setiap proyek yang melewati tingkat ini.

Dan periode pengembalian ini dapat digunakan sebagai ukuran dari resiko, dengan pengertian bahwa semakin lama suatu proyek menghasilkan uang semakin beresiko proyek tersebut. Periode pengembalian dapat digunakan untuk memilih alternatif-alternatif yang saling bersaing. 

Menurut pendekatan ini, investasi dengan periode pengembalian terpendek lebih disukai dari pada investasi dengan periode pengembalian yang lebih panjang. Berikut adalah beberapa hal yang dapat diambil oleh para manajer dengan menggunakan metoda non diskonto perioda pengembalian:

  1. Membantu mengendalikan resiko yang berhubungan dengan ketidakpastian arus kas masa depan.
  2. Membantu meminimalkan dampak investasi terhadap masalah likuiditas perusahaan.
  3. Membantu mengendalikan resiko keuangan.
  4. Membantu mengandalikan pengaruh investasi terhadap ukuran kinerja.

Namun, penggunaan periode pengembalian kurang dapat dipertahankan karena ukuran ini memiliki dua kelemahan utama, yaitu :

  1. Mengabaikan kinerja investasi yang melewati periode pengembalian
  2. Mengabaikan nilai waktu uang.
  • Tingkat Pengembalian Akuntansi

Tingkat pengembalian akuntansi merupakan model non diskonto kedua yang umum digunakan. Tingkat pengembalian akuntansi mengukur pengembalian atas suatu proyek dalam kerangka laba, bukan dari arus kas proyek.

Rumus perhitungan tingkat pengembalian akuntansi adalah sebagai berikut :

Tingkat pengembalian akuntansi : Laba rata-rata/Investasi awal
atau 
rata-rata Investasi rata-rata : (Investasi awal + Nilai Sisa)/2

MODEL DISKONTO

Model ini secara eksplisit mempertimbangkan nilai waktu dari uang dan memasukan konsep diskonto arus kas masuk dan arus kas keluar.

  • Nilai Bersih Sekarang (Nev Present Value/NPV)

Adalah selisih antara nilai sekarang dari arus kas masuk dan arus kas keluar yang berhubungan dengan suatu proyek .

NPV
= [(ΣCFt/(1+i)t] – I
= [ΣCFtdft] – I
= P – I

Dimana,
I : Nilai Sekarang dari biaya proyek
CFt : Arus kas masuk yang diterima dalam perioda t , dengan t= 1
n : Umur manfaat proyek
i : tingkat pengembalian yang diperlukan (required rate of return), yaitu adalah tingkat pengembalian minimum yang dapat diterima, hal.itu juga disebut sebagai tingkat diskonto, tingkat rintangan, atau.tingkat batas, dan biaya modal.
t : Periode waktu
P : Nilai sekarang dari arus kas masuk proyek di masa depan.

Nilai NPV positif menandakan bahwa :

  1. Investasi awal telah tertutupi
  2. Tingkat pengembalian yang diperlukan telah dipenuhi
  3. Pengembalian yang melebihi (1) dan (2) telah diterima.

Jadi jika NPV lebih besar dari pada nol maka investasi itu menguntungkan dan dapat diterima. Begitu sebaliknya apabila kurang dari nol.

KASUS 1

PT DUTA merencanakan sebuah proyek investasi yang diperkirakan akan menghabiskan dana sebesar Rp.750.000.000,- Dana tersebut Rp.100.000.000,- merupakan modal kerja, dan sisanya modal tetap dengan nilai residu diperkirakan sebesar Rp.150.000.000,-dan mempunyai umur ekonomis 5 tahun. Proyeksi penjualan selama usia ekonomis diperkirakan sebagai berikut:

Tahun 1  Rp.400.000.000,-
Tahun 2  Rp.450.000.000,-
Tahun 3  Rp.500.000.000,-
Tahun 4  Rp.550.000.000,-
Tahun 5  Rp.600.000.000,-

Struktur biaya pada proyek ini adalah biaya variabel 40%, dan biaya tetap tunai selain penyusutan sebesar Rp.20.000.000,-pertahun. Pajak yang diperhitungkan 30% dan return yang diharapkan 18 %.

Dari data tersebut apakah proyek investasi tersebut layak dijalankan! 

jawab

Perhitungan laba setelah pajak dan cashflow(000)


  • NPV



Dengan menggunakan tingkat keuntungan yang diharapkan sebesar 18%, ternyata diperoleh NPV sebesar Rp.44.490.000,- Artinya dengan NPV positif  maka proyek investasi ini layak untuk dilaksanakan.


  • Payback Period


Jika target kembalinya investasi 4 tahun, maka investasi ini layak ,karena PBP lebih kecil disbanding dengan target kembalinya investasi.

KASUS 2

Suatu perusahaan perdagangan sedang mempertimbangkan untuk mengganti alat transportasinya berupa truk lama dengan truk baru. Sebenarnya truk lama, baru saja selesai diperbaiki sehingga diperkirakan masih mempunyai usia ekonomis sama dengan truk yang baru. Pajak penghasilan yang dikenakan saat ini sebesar 30%. Metode penyusutan yang dilakukan dengan garis lurus. Informasi tentang truk lama dan truk baru adalah sebagai berikut:


Tingkat keuntungan yang dipandang layak adalah 17%. Apakah perusahaan sebaiknya mengganti truk lama dengan truk baru? Jelaskan dengan menggunakan metode NPV.

Jawab

Menilai investasi menggunakan Metode Net Present Value (NPV) Untuk memecahkan soal di atas dengan Metode NPV, dicari dahulu aliran kas untuk investasi penggantian tersebut. Taksiran operational cash flow setiap tahun:


Karena NPV Truk Lama Rp. 21.336.000 lebih besar daripada NPV Truk Baru yaitu sebesar Rp. 12.769.000, maka perusahaan tidak perlu mengganti truk lama.

Sabtu, 18 Juni 2016

Teori struktur modal

STRUKTUR MODAL

Definisi Struktur Modal

Struktur Modal merupakan perimbangan antara penggunaan modal pinjaman yang terdiri dari : utang jangka pendek yang bersifat permanen, utang jangka panjang dengan modal sendiri yang terdiri dari : saham preferen dan saham biasa. 

Maka dapat disimpulkan bahwa pimpinan perusahaan dalam hal ini manajer keuangan harus dapat mencari bauran pendanaan (financing mix) yang tepat agar tercapai struktur modal yang optimal yang secara langsung akan mempengaruhi nilai perusahaan.

Teori Struktur Modal menjadi 2 (dua) kelompok besar yaitu:
  • Teori Struktur Modal Tridisional yang terdiri dari : 
  1. Pendekatan laba bersih (Net Income Approach),
  2. Pendekatan laba operasi bersih (Net Operating Income Approach = NOI Approach), 
  3. Pendekatan tradisional (Tradisional Approach). 
Ketiga Pendekatan struktur modal tradisional pada mulanya dikembangkan oleh David Durand pada tahun 1952. 
  • Teori Struktur Modal Modern yang terdiri dari :
  1. Model Modigliani-Miller (MM) tanpa pajak,
  2. Model Modigliani-Miller (MM) dengan pajak,
  3. Model Miller,
  4. Financial Distress dan Agency Costs,
  5. Model Trade Off (Model Gabungan Antara Model Modiliani-Miller, Model Miller dan Financial Distress and Agency Costs), 
  6. Teori Informasi Tidak Simetris (Asymmetric Information Theory).

Pendekatan Laba Bersih (NET INCOME APPROACH)

Pendekatan laba bersih (NI) mengasumsikan bahwa investor mengkapitalisasi atau menilai laba perusahaan dengan tingkat kapitalisasi (Ke) yang konstan dan perusahaan dapat meningkatkan jumlah utangnya dengan tingkat biaya utang (Kd) yang konstan pula. 

Karena Ke dan Kd konstan maka semakin besar jumlah utang yang digunakan perusahaan, biaya modal rata-rata tertimbang (Ko) semakin kecil sebagai akibat penggunaan utang yang semakin besar, nilai perusahan akan meningkat. 

Pendekatan Laba Operasi Bersih ( NET OPERATING INCOME = NOI )

Pendekatan ini melihat bahwa biaya modal rat-rata tertimbang konstan berapapun tingkat utang yang digunakan oleh perusahaan. Pertama, diasumsikan bahwa biaya untang konstan seperti halnya dalam pendekatan laba bersih. Kedua, penggunaan utang yang semakin besar oleh pemilik modal sendiri dilihat sebagai peningkatan risiko perusahaan. 

Oleh karena itu tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh pemilik modal sendiri akan meningkat sebagai akibat meningkatnya risiko perusahaan. Konsekwensinya biaya modal rata-rata tertimbang tidak mengalami perubahan dan keputusan struktur modal menjadi tidak penting.

Pendekatan Tradisional (TRADITIONAL APPROACH)

Pendekatan ini paling banyak dianut oleh para praktisi dan para akademisi. Mereka memilih diantara kedua pendekatan diatas. Pendekatan ini mengasumsikan bahwa hingga suatu leverage tertentu, risiko perusahaan tidak mengalami perubahan. Sehingga baik Kd maupun ke relatif konstan. Namun demikian setelah leverage atau rasio utang tertentu, biaya utang dan biaya modal sendiri meningkat. 

Peningkatan biaya modal sendiri ini akan semakin besar dan bahkan akan lebih besar daripada penurunan biaya akan penggunaan utang yang lebih murah. Akibatnya biaya modal rata-rata tertimbang pada awalnya menurun dan setelah leverage tertentu akan meningkat. Oleh karena itu nilai perusahaan mula-mula meningkat dan akan menurun sebagai akibat penggunaan utang yang semakin besar. 

Dengan demikian menurut pendekatan tradisional, terdapat struktur modal yang optimal untuk setiap perusahaan. Struktur modal yang optimal tersebut terjadi pada saat nilai perusahaan maksimum atau struktur modal yang mengakibatkan biaya modal rata-rata tertimbang minimum. 

Model Modigliani-Miller (MM) Tanpa Pajak

Salah satu pertanyaan yang sering membingungkan manajer keuangan untuk dapat menjawab secara tepat pertanyaan sebagai berikut : 
  1. Bagaimana hubungan antara struktur modal dan nilai perusahaan (harga saham)? 
  2. Berapa besar modal pinjaman (asing) dan berapa besar modal sendiri digunakan ? 
Untuk menjawab pertanyaan ini 2 (dua) orang ahli manajemen keuangan Franco Modigliani dan Merton Miller mengajukan suatu teori. 

Pada tahun 1958 mereka mengajukan suatu teori yang ilmiah tentang struktur modal perusahaan. 

Teori mereka mengunakan beberapa asumsi : 
  • Risiko bisnis perusahaan diukur dengan ( EBIT (Standard Deviation  Earning Before Interest and Taxes = devisi standar laba sebelum bunga dan pajak), 
  • Investor memiliki pengharapan yang sama tentang EBIT perusahaan di masa  mendatang. 
  • Saham dan obligasi diperjual belikan disuatu pasar modal yang sempurna. 
Adapun kriteria pasar modal yang efisien adalah : 
  • Informasi selalu tersedia bagi semua investor (symmetric information) dan dapat diperoleh tanpa biaya. 
  • Tidak ada biaya transaksi dan investor bersikap rasional.
  • Investor dapat melakukan diversifikasi investasi secara sempurna, 
  • Tidak ada baik pajak penghasilan perseorangan maupun pajak penghasilan perusahaan, 
  • Investor baik individu maupun intitusi dapat meminjam dengan tingkat berupa yang sama seperti halnya perusahaan sebesar tingkat bunga bebas risiko. Utang adalah tanpa risiko sehingga suku bunga pada utang adalah suku bunga bebas risiko. 
  • Seluruh aliran kas adalah perpetuitas (sama jumlahnya setiap periode hingga waktu tak terhingga). Dengan kata lain, pertumbuhan perusahaan adalah nol atau EBIT selalu sama. 
Teori Struktur Modal yang dikemukan Oleh Beberapa Ahli :

Perlu diketahui bahwa di dalam struktur modal sendiri memiliki beberapa teori yang dikemukan oleh beberapa ahli antara lain agency theory, signaling theory, packing order theory.

  • Agency Theory
Dalam agency theory yang diungkapkan oleh Michael C. Jensen dan William H. Meckling pada tahun 1976 menyatakan bahwa para pemegang saham mengaharapkan bahwa agen tidak bertindak atas kepentingan diri sendiri akan tetapi juga.bertindak atas kemauan dari para pemegang saham, sehingga pendelegasian kewenangan pemegang saham dapat dijalankan
oleh agen.

  • Signaling Theory
Berbeda dengan signaling theory yang diungkapkan oleh.Brigham dan Houston (2001), beliau mengungkapkan bahwa segala sesuatu yang berhubungan dengan prospek perusahaan manajemen perusahaanlah yang memberikan petunjuk kepada para investor mengenai keadaan dari perusahaan tersebut. 

Perusahaan dengan prospek yang menguntungkan akan berusaha menghindari penjualan sahamnya kepada orang luar dan akan mngupayakan berbagai cara untuk mencari modal baru dengan berbagai cara. Pengumuman emisi saham oleh suatu perusahaan merupakan suatu isyarat (signal) bahwa manajemen memandang prospek perusahaan suram. 

Apabila suatu perusahaan menawarkan penjualan saham baru lebih sering dari biasanya, maka harga sahamnya akan menurun,.karena menerbitkan saham baru berarti memberikan isyarat negatif yang kemudian dapat menekan harga saham sekalipun prospek perusahaan cerah.

  • Packing Order Theory
Sedangkan packing order theory lebih mengasumsikan untuk mensejahterahkan para pemilik saham secara maksimum. Perusahaan berusaha menerbitkan sekuritas pertama dari
internal, retained earning, kemudian utang berisiko rendah dan terakhir ekuitas. Packing order theory memprediksi bahwa pendanaan utang eksternal didasarkan pada defisit pendanaan internal.


Minggu, 01 Mei 2016

Analisis Perubahan Pendapatan dan Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja

Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja

Arti Penting Analisa Sumber-Sumber dan Penggunaan Dana

Analisa sumber-sumber dan penggunaan dana  (analisa aliran dana)  merupakan alat analisa  finansial yang sangat penting bagi manager keuangan. Tujuan dari analisa  sumber aliran  dana tersebut adalah untuk mengetahui bagaimana dana digunakan dan bagaimana kebutuhan dana tersebut dibelanjai.

Dengan kata lain dengan analisa aliran dana itu akan dapat diketahui dari mana datangnya dana dan untuk apa dana itu digunakan. Suatu laporan yang menggambarkan dari mana datangnya dan untuk apa dana itu digunakan disebut laporan sumber-sumber dan penggunaan dana.

Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja, adalah suatu analisis untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunaan modal kerja atau untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya modal kerja dalam periode tertentu.

Definisi Modal Kerja Menurut Beberapa Ahli :

Menurut Lukas Setia Atmaja (2003:19) mendefinisikan modal sebagai “Dana yang digunakan untuk membiayai pengadaan aktiva dan operasi perusahaan. Modal terdiri dari item-item yang ada di sisi kanan suatu nearaca, yaitu hutang, saham biasa, saham preferen, dan laba ditahan”.

Kemudian Agnes Sawir (2005:129) menyebutkan bahwa “Modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan, atau dapat pula dimaksudkan sebagai dana yang harus tersedia untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan sehari-hari”.

Sementara S. Munawir (2004:116) menyebutkan “modal kerja berarti net working capital atau kelebihan aktiva lancar terhadap hutang lancar, sedang untuk modal kerja sebagai aktiva lancar digunakan istilah modal kerja bruto (gross working capital)”.

Tidak jauh berbeda dengan Amin Widjaja Tunggal (1997:90) ada dua defenisi modal kerja adalah:

a. Modal kerja adalah selisih lebih antara aktiva lancar dan hutang lancar.
b. Modal kerja adalah aktiva lancar.

Sumber dan Penggunaan Modal Kerja

Adanya modal kerja yang cukup sangat penting bagi suatu perusahaan karena dengan modal kerja yang cukup itu memungkinkan bagi perusahaan untuk beroperasi seekonomis mungkin dan perusahaan tidak mengalami kesulitan atau menghadapi bahaya-bahaya yang mungkin timbul karena adanya kekacauan kondisi keuangan.

Sumber Modal Kerja

Menurut S. Munawir (2004:120) sumber modal kerja suatu perusahaan dapat berasal dari :
  • Hasil operasi perusahaan, adalah jumlah net income yang nampak dalam perhitungan rugi laba ditambah dengan depresiasi dan amortisasi, jumlah ini menunjukkan jumlah modal kerja yang berasal dari hasil operasi perusahaan.
  • Keuntungan dari penjualan surat-surat berharga (investasi jangka pendek).
  • Penjualan aktiva tidak lancar.
  • Penjualan saham atau obligasi
Menurut Agnes Sawir (2005:141) sumber-sumber yang akan menambah modal kerja, yaitu :
  • Adanya kenaikan sektor modal, baik yang berasal dari laba maupun penambahan modal saham.
  • Adanya pengurangan atau penurunan aktiva tetap karena adanya penjualan aktiva tetap maupun      melalui proses depresiasi.
  • Ada penambahan utang jangka panjang, baik dalam bentuk obligasi atau utang jangka panjang lainnya.
Kelebihan modal kerja, khususnya dalam bentuk kas dan surat-surat berharga, tidak menguntungkan karena laba tersebut tidak digunakan secara produktif. Dana yang menganggur, pendapatan yang rendah, investasi pada proyek-proyek yang tidak diinginkan atau fasilitas pabrik dan perlengkapannya yang tidak perlu, semuanya merupakan operasi perusahaan yang tidak efisien. 

Sumber modal kerja yang diperoleh perusahaan hendaknya dapat digunakan seefisien mungkin perusahaan dapat menjalankan operasi perusahaan dengan baik sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Tersedianya modal kerja yang segera dapat dipergunakan dalam operasi perusahaan, tergantung pada tipe/sifat likuid (mudah ditukarkan/dicairkan menjadi uang tunai) dari aktiva lancar yang dimiliki perusahaan. Namun demikian modal kerja harus mampu membiayai pengeluaran-pengeluaran atas operasi perusahaan sehari-hari.

Dan dapat disimpulkan bahwa modal kerja akan bertambah apabila :
Adanya kenaikan sektor modal baik yang berasal dari laba maupun adanya pengeluaran modal saham atau tambahan investasi dari pemilik perusahaan.
Adanya pengurangan atau penurunan aktiva tetap yang diimbangi dengan bertambahnya aktiva lancar karena adanya penjualan aktiva tetap maupun melalui proses depresiasi.
Adanya penambahan hutang jangka panjang baik dalam bentuk obligasi, hipotek atau hutang jangka panjang lainnya yang diimbangi dengan bertambahnya aktiva lancar.

Penggunaan Modal Kerja

Menurut S. Munawir (1979:124), “Pemakaian atau penggunaan modal kerja akan menyebabkan perubahan bentuk maupun penurunan jumlah aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan, tetapi penggunaan aktiva lancar tidak selalu diikuti dengan berubahnya atau turunnya jumlah modal kerja yang dimiliki oleh perusahaan.”

Penggunaan aktiva lancar yang mengakibatkan turunnya modal kerja, antara lain sebagai berikut :
  • Pembayaran biaya atau ongkos operasi perusahaan meliputi pembayaran upah, gaji, pembelian barang dagangan dan lain-lain.
  • Kerugian yang diderita perusahaan karena penjualan surat-surat berharga.
  • Adanya pembentukan dana atau pemisahaan aktiva lancar untuk tujuan-tujuan tertentu dalam jangka panjang.
  • Adanya penambahan atau pembelian aktiva tetap, investasi jangka panjang atau aktiva tidak lancar lainnya.
  • Pembayaran hutang jangka panjang
  • Pengambilan uang atau barang dagangan oleh pemilik perusahaan untuk kepentingan pribadi.
Penggunaan aktiva lancar untuk melunasi atau membayar hutang lancar, tidak mengakibatkan penurunan jumlah modal kerja karena penurunan aktiva lancar tersebut diikuti atau diimbangi dengan penurunan hutang lancar dalam jumlah yang sama.

Penggunaan modal kerja berarti akan mengurangi modal, berikut ini ada beberapa penggunaan aktiva lancar yang tidak mengurangi modal kerja, seperti:
  • Pembelian effek (marketable securities) secara tunai.
  • Pembelian barang dagangan atau bahan-bahan lainnya secara tunai.
  • Perubahan suatu bentuk pihutang ke bentuk pihutang yang lain, misalnya dari pihutang dagang (account receivable) menjadi pihutang wesel (notes receivable).
Sementara menurut Agnes Sawir (2005: 141) penggunaan modal kerja yang akan mengurangi modal kerja, yaitu :
  • Berkurangnya modal sendiri karena kerugian, maupun pengambilan privasi oleh pemilik perusahaan.
  • Pembayaran utang-utang jangka panjang.
  • Adanya penambahan atau pembelian aktiva tetap
Disamping penggunaan aktiva lancar yang mengakibatkan berkurangnya modal kerja tersebut, ada pula pemakaian aktiva lancar yang tidak merubah jumlahnya baik jumlah modal kerjanya maupun jumlah aktiva lancarnya itu sendiri, yaitu pemakaian atau penggunaan modal kerja/aktiva lancar yang hanya menyebabkan atau mengakibatkan berubahnya bentuk aktiva lancar (modal kerja tidak berkurang).

Transaksi-transaksi yang mengakibatkan perubahan bentuk aktiva lancar tetapi tidak mengubah jumlah aktiva lancar adalah
  1. Pembelian tunai surat-surat berharga.
  2. Pembelian tunai barang-barang dagangan.
  3. Perubahan suatu bentuk piutang ke bentuk piutang lainnya, misalnya dari piutang dagang menjadi piutang wesel.
langkah-langkah dalam penyusunan laporan sumber dan penggunaan modal kerja adalah sebagai berikut :
  • Menyusun laporan perubahan modal, laporan ini menggambarkan perubahan dari masing-masing unsur modal kerja antara dua titik waktu. Dengan laporan tersebut dapat diketahui adanya kenaikan atau penurunan modal kerja beserta besarnya modal kerja
  • Mengelompokan perubahan-perubahan dari unsur-unsur non-current account antara dua titik waktu tersebut ke dalam golongan yang mempunyai efek memperbesar modal kerja dan golongan yang mempunyai efek memperkecil modal kerja.
  • Mengelompokan unsur-unsur dalam laporan laba ditahan ke dalam golongan yang perubahannya mempunyai efek memperbesar modal kerja dan golongan yang mempunyai efek memperkecil modal kerja
  • Berdasarkan hal tersebut barulah dapat disusun laporan sumber dan penggunaan modal kerja
Analisis Perubahan Pendapatan

Bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal meliputi baik pendapatan (revenue) maupun keuntungan (gain).

Pendapatan adalah jumlah uang yang diterima oleh perusahaan dari aktivitasnya, kebanyakan dari penjualan produk dan/atau jasa kepada pelanggan. Bagi investor, pendapatan kurang penting dibanding keuntungan, yang merupakan jumlah uang yang diterima setelah dikurangi pengeluaran.

Sumber Pendapatan
  • Transaksi modal atau pendanaan yang mengakibatkan adanya tambahan dana yang ditanamkan oleh pemegang obligasi dan pemegang saham.
  • Laba dari penjualan aktiva yang bukan berupa produk perusahaan seperti aktiva tetap, surat berharga atau penjualan anak/cabang perusahaan.
  • Hadiah , sumbangan atau penemuan
  • Revaluasi aktiva
  • Penyerahan produk perusahaan, yaitu aliran hasil penjualan produk
Secara garis besar konsep pendapatan dapat ditinjau dua segi, yaitu :

Menurut ilmu ekonomi

Pendapatan menurut ilmu ekonomi merupakan nilai maksimum yang dapat dikonsumsi oleh seseorang dalam suatu periode dengan mengharapkan keadaan yang sama pada akhir periode seperti keadaan semula. Pengertian tersebut menitikberatkan pada total kuantitatif pengeluaran terhadap konsumsi selama satu periode. Dengan kata lain, pendapatan adalah jumlah harta kekayaan awal periode ditambah keseluruhan hasil yang diperoleh selama satu periode, bukan hanya yang dikonsumsi.

Menurut ilmu akuntansi

Ada beberapa karakteristik tertentu dari pendapatan yang menentukan atau membatasi bahwa sejumlah rupiah yang masuk ke perusahaan merupakan pendapatan yang berasal dari operasi perusahaan. Karakteristik ini dapat dilihat berdasarkan sumber pendapatan, produk dan kegiatan utama perusahaan dan jumlah rupiah pendapatan serta proses penandingan.

Proses Terbentuk dan Terealisasinya Pendapatan :
  • EARNING PROCESS (proses pembentukan pendapatan) = konsep terjadinya pendapatan. Pendapatan dianggap terbentuk bersamaan dengan seluruh proses berlangsungnya operasi perusahaan (produksi, penjualan dan pengumpulan piutang).
  • REALIZATION PROCESS (proses realisasi pendapatan) .Pendapatan dianggap terbentuk setelah produk selesai dikerjakan dan terjual langsung / atas dasar kontrak penjualan.
Pengukuran Pendapatan

Pendapatan harus diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat diterima. Jumlah pendapatan yang timbul dari suatu transaksi biasanya ditentukan oleh persetujuan antara perusahaan dengan pembeli atau pemakai aktiva tersebut.

Jumlah tersebut diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat diterima perusahaan dikurangi jumlah diskon dagang dan rabat volume yang diperbolehkan oleh perusahaan. Pada umumnya imbalan tersebut berbentuk kas atau setara kas dan jumlah pendapatan adalah jumlah kas atau setara kas yang diterima atau yang dapat diterima.

Namun jika terdapat perbedaan antara nilai wajar dan jumlah nominal, maka imbalan tersebut diakui sebagai pendapatan bunga. Nilai wajar disini dimaksudkan sebagai suatu jumlah dimana kegiatan mungkin ditukarkan atau suatu kewajiban diselesaikan antara pihak yang memakai dan berkeinginan untuk meakukan transaksi wajar, kemungkinan kurang dari jumlah nominal kas yang diterima atau dapat diterima.

Nilai wajar imbalan ditentukan dengan pendiskontoan seluruh penerimaan dimasa depan dengan menggunakan suatu tingkat bunga tersirat (imputed). tingkat bunga tersirat tersebut adalah yang paling mudah ditentukan dari :
  • Tingkat bunga yang berlaku bagi instrumen yang serupa dari suatu penerbit (issuer) dengan penilaian kredit (credit rating) yang sama; atau
  • Suatu tingkat bunga untuk mengurangi (discount) nilai nominal instrumen tersebut ke harga jual tunai pada saat ini dari barang atau jasa. 
Bila arus masuk dari kas atau setara kas ditangguhkan nilai wajar dari imbalan tersebut mungkin kurang dari jumlah nominal dari kas yang diterima atau yang dapat diterima.

Bila barang atau jasa dipertukarkan untuk barang atau jasa dengan sifat nilai yang sama maka pertukaran tidak dianggap sebagai transaksi yang mengakibatkan pendapatan. Dan bila barang dijual atau jasa diberikan untuk dipertukarkan dengan barang dan jasa yang tidak serupa pertukaran tersebut dianggap sebagai transaksi yang mengakibatkan pendapatan.

Pendapatan tersebut diukur pada nilai wajar dari barang atau jasa yang diserahkan, disesuaikan dengan jumlah kas atau setara kas yang ditransfer.

Dua Aspek Pendanaan Pendapatan

1. Aspek Fisik : 

Pendapatan adalah hasil akhir suatu aliran fisik dalam proses menghasilkan laba

2. Aspek moneter : 

pendapatan adalah aliran masuk aktiva yang berasal dari kegiatan operasi perusahaan dalam arti luas.


Referensi :

Sumber 1
Sumber 2
Sumber 3
Sumber 4
















Analisis BEP dan Analisis Sumber dan Penggunaan Kas

Analisis Break Even Point (BEP)

Definisi

BEP (Titik Pulang Pokok) adalah keadaan suatu usaha ketika tidak memperoleh laba dan tidak menderita rugi.

Pengertian  Break Even point menurut Letricia (tahun 1999, hal 2) adalah : “Volume penjualan yang tidak menimbulkan laba atau rugi”, sedangkan menurut mulyadi (tahun 1997, hal 230)

pengertian  Break Even point adalah : “Suatu keadaan di mana dalam operasi perusahaan tidak memperoleh laba dan tidak menderita rugi (penghasilan)”.

Klasifikasi Biaya

Atas pengaruh perubahan Volume terhadap biaya, maka biaya dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu:
  • Biaya Tetap
  • Biaya Variable
  • Biaya Semi Variable
Fungsi BEP
  • Sebagai alat analisis untuk mengambil kebijakan dalam suatu perusahaan
  • Mengetahui jumlah penjualan minimal yang harus dipertahankan agar perusahaan tidak mengalami kerugian
  • Mengetahui jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh tingkat keuntungan tertentu
  • Mengetahui seberapa jauh berkurangnya penjualan
  • Mengetahui bagaimana efek perubahan harga jual, biaya, dan volume penjualan terhadap keuntungan
Kegunaan Analisis Break Even point

Analisis Break Even point selain berguna untuk membantu menetapkan sasaran atau tujuan perusahaan juga mempunyai kegunaan lain yaitu  :
  • Sebagai dasar atau landasan merencanakan kegiatan operasional dalam usaha mencapai laba tertentu. Jadi dapat digunakan untuk merencanakan laba atau ”profit planning”.
  • Sebagai dasar inti mengendalikan kegiatan operasional yang sedang berjalan, yaitu untuk alat pencocokan antara realisasi dengan angka-angka dalam perhitungan  Break Even point jadi sebagai alat pengendali atau “Controling”.
  • Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan harga jual, yaitu dalam setelah diketahui hasil-hasil perhitungannya menurut analisa  Break Even point dan laba yang di targetkan.
  • Sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan yang harus dilakukan oleh seorang manager.
Pendekatan dalam mengitung BEP

  • Pendekatan Persamaan
  • Pendekatan Marjin Kontribusi
Mengurangkan nilai penjualan total (total revenue = TR) dengan biaya variabel total (total Variabel cost = TVC)
Mengurangkan harga jual per unit dengan biaya variabel per unit guna menghitung margin kontribusi per unit.
  • Pendekatan Grafik
Dalam pendekatan grafis, BEP digambarkan sebagai titik potong antara garis penjualan dengan garis biaya total (Biaya total = Biaya tetap + Biaya variabel)


Kasus BEP


Pada Kasus CV. Donut Kotak

Harga Jual per unit        Rp. 5.000
Biaya variabel Per Unit   Rp. 3.000
Margin kontribusi           Rp. 2.000

BEP (unit)

BEP (unit) = (Biaya tetap Total : Margin kontribusi per unit)
BEP (unit) = 7.500.000/2.000 = 3.750 unit

BEP (rupiah)

Terlebih dahulu harus dihitung Rasio Margin Kontribusi

Harga penjualan per unit              
Rp. 5.000,-           100 %

Biaya Variabel per unit                
Rp. 3.000,-           60 %

Margin kontribusi                         
Rp. 2.000,-           40 %

Ratio margin kontribusi = 0,40

BEP (rupiah)   
= (Biaya tetap Total : Rasio Margin kontribusi)
= Rp. 7.500.000/0,40
= Rp. 18.750.000,-

Analisis Sumber dan Penggunaan Kas

Dana dalam Aliran Kas

Pengertian dana kas yaitu menggambarkan suatu ringkasan sumber dan penggunaan kas selama periode yang bersangkutan. Penggunaan kas disusun untuk menunjukan dari mana sumber-sumber kas dan penggunaannya.

Laporan perubahan kas dapat digunakan  untuk  menaksir kebutuhan kas di masa mendatang dan kemungkinan sumber-sumber yang ada dan sebagai dasar perencanaan dan peramalan kebutuhan kas atau di masa yang akan datang.

Dalam menyusun sumber-sumber dan penggunaan dana di mana dana adalah dalam artian kas, langkah-langkah adalah sebagai berikut : 
  • Menyusun Laporan perubahan Neraca yang menggambarkan perubahan masing-masing elemen neraca antara dua titik waktu yang akan dianalisa (bulanan atau tahunan) dan memisahkan elemen yang memperbesar kas dan elemen yang memperkecil kas. 
  • Mengelompokkan elemen-elemen dalam Laporan Rugi dan Laba atau laporan Laba ditahan ke dalam golongan yang memperbesar kas dan golongan yang memperkecil jumlah kas. 
  • Menyusun  laporan sumber dan penggunaan kas, dengan mengadakan  konsolidasi dari semua informasi tersebut ke dalam Laporan sumber-sumber dan penggunaan dana. 
Sumber Kas 

Kas merupakan ktiva yang paling likuid atau merupakan salah satu unsur modal yang paling tinggi likuiditasnya, berarti semakin besar jumlah kas yang dimiliki oleh suatu  perusahaan akan semakin tinggi pula tingkat likuiditasnya. Akan tetapi, suatu perusahaan yang memiliki tingkat likuiditas yang tinggi karena adanya kas dalam jumlah yang besar berarti tingkat perputaran kas tersebut rendah dan mencerninkan adanya over investment dalam kas dan berarti pula perusahaan kurang efektif dalam mengelola kas.

Sumber penerimaan kas dalam suatu perusahaan pada dasarnya dapat berasal dari : 
  • Hasil penjualan investasi jangka panjang, aktiva tetap baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud (intangible assets), atau adanya penurunan aktiva tidak lancar yang diimbangi dengan penambahan kas. 
  • Penjualan atau adanya emisi saham maupun  adanya penambahan modal oleh pemilik perusahaan dalam bentuk kas. 
  • Pengeluaran surat tanda bukti utang, baik jangka pendek (wesel) maupun utang jangka panjang (utang obligasi, utang hipotik,  atau utang jangka panjang lain) serta bertambahnya utang yang diimbangi dengan penerimaan kas. 
  • Adanya penurunan atau berkurannya aktiva lancar selain kas yang diimbangi dengan penerimaan kas pembayaran, berkurangnya persediaan barang dagangan karena adanya penjualan secara tunai, adanya penurunan surat berharga (efek) karena ada penjualan dan sebagainya. 
  • Adanya penerimaan kas karena sewa, bunga atau dividen dari investasinya, sumbangan ataupun hadiah maupun adanya pengembalian kelebihan pembayaran pajak pada periode-periode sebelumnya. 
  • Keuntungan dari operasi perusahaan, Apabila perusahaan memperoleh keuntungan neto dari operasinya berarti ada tambahan dana dari perusahaan yang bersangkutan 
Penggunaan Kas 

Adapun penggunaan atau pengeluaran kas dapat di sebabkan oleh adanya transaksi-transaksi sebagai berikut. 
  • Pembelian saham atau obligasi sebagai investasi jangka pendek maupun jangka panjang serta pembelian aktiva tetap lainnya. 
  • Penarikan kembali saham yang beredar maupun adanya pengembalian kas perusahaan oleh pemilik perusahaan. 
  • Pelunasan pembayaran angsuran utang jangka pendek maupun utang jangka panjang. 
  • Pembelian barang secara tunai, adanya pembayaran biaya operasi yang meliputi upah dan gaji, 
  • pembelian supplies kantor, pembayaran sewa, bunga, premi asuransi, advertensi, dan adanya persekot-persekot biaya maupun persekot pembelian.
  • Pengeluaran kas untuk pembayaran dividen (bentuk pembagian laba  lainnya secara tunai), pembayaran pajak, denda-denda, dan sebagainya. 
  • Adanya kerugian dalam operasi perusahaan. Terjadinya kerugian dalam operasi perusahaan dalam mengakibatkan berkurangnya kas atau menimbulkan utang yaitu bila diperlukan dana untuk menutup kerugian tersebut. Timbulnya utang sebenarnya merupakan sumber dana tetapi dana ini digunakan untuk menutup kerugian tersebut. 
Elemen - Elemen Sumber dan Penggunaan Kas

Dari laporan perubahan neraca dan laporan rugi  laba  elemen-elemen yang memperbesar kas disebut sumber-sumber dana adalah : 
  • Berkurangnya aktiva lancar selain kas 
Berkurangnya barang (inventory) terjadi karena terjualnya barang tersebut dan hasil penjualan itu merupakan sumber dana/ kas bagi perusahaan.  
Berkurangnya piutang berarti piutang telah dibayar dan penerimaan piutang merupakan penambahan dana yang diterima oleh perusahaan yang bersangkutan.  
Berkurangnya surat-surat berharga (efek) berarti efek itu terjual dan hasil penjualan tersebut merupakan sumber dana/ kas bagi perusahaan  
  • Berkurangnya aktiva tetap 
Berkurangnya aktiva tetap bruto berarti sebagian aktiva tetap harus dijual dan hasil penjualannya merupakan sumber dana Berkurangnya aktiva tetap neto  berarti adanya depresiasi dalam tahun yang bersangkutan  
  • Bertambahnya setiap jenis utang 
Bertambahnya utang (utang  lancar, utang  jangka panjang) berarti terjadi penambahan dana yang diterima oleh perusahaan yang bersangkutan 
Bertambahnya modal 
Bertambahnya modal disebabkan adanya emisi saham baru dan hasil penjualan saham baru tersebut merupakan sumber dana 
  • Adanya keuntungan dari operasi perusahaan 
Apabila perusahaan mendapatkan keuntungan neto dari operasinya berarti bahwa ada tambahan dan bagi perusahaan yang bersangkutan.
Sedangkan elemen-elemen dari laporan perubahan neraca dan laporan rugi laba yang memperkecil kas adalah :
  • Bertambahnya aktiva lancar selain kas 
Bertambahnya aktiva lancar dapat terjadi karena pembelian barang dan pembelian barang membutuhkan dana. Dengan demikian, penambahan aktiva lancar merupakan penggunaan dana. 
  • Bertambahnya aktiva tetap 
Bertambahnya aktiva tetap bruto dapat terjadi karena adanya pembelian aktiva tetap dan pembelian aktiva tetap merupakan penggunaan dana 
  • Berkurangnya utang 
Berkurangnya utang, baik utang  lancar maupun utang  jangka panjang dapat terjadi karena perusahaan telah melunasi atau mengangsur  utangnya. Pembayaran kembali utang  berarti penggunaan dana
  • Berkurangnya modal 
Berkurangnya modal dapat terjadi karena pemilik perusahaan mengambil kembali atau mengurangi modal yang tertanam dalam perusahaan. 
Berkurangnya modal berarti berkurangnya dana. Ini berarti bahwa penggunaan modal itu merupakan penggunaan dana.  
  • Pembayaran cash deviden 
Pembayaran cash deviden merupakan penggunaan dana. Cash deviden dibayarkan dari keuntungan neto sesudah pajak 
  • Kerugian operasi perusahaan 
Timbulnya kerugian selama periode tertentu dapat disertai dengan berkurangnya aktiva atau bertambahnya  utang. Sebenarnya bertambahnya utang merupakan sumber dana tetapi dengan adanya kerugian. Dengan demikian, maka adanya kerugian merupakan penggunaan dana. 

Kasus  Sumber dan Penggunaan Kas

Berikut ini adalah laporan keuangan PT Mutiara berupa Neraca periode 31 Desember 2008 dan 2009, beserta perubahannya.


Selama tahun 2009, Perusahaan PT. Mutiara  mendapatkan keuntungan netto sesudah pajak sebesar Rp. 1.600.000 dan dibayarkan sebagai cash deviden sebesar Rp. 800.000. Dari contoh Neraca di atas kemudian dapat dibuat laporan sumber-sumber dan penggunaan kas. Berikut ini adalah contoh laporan tersebut.


Dari laporan penggunaan dana tersebut terlihat bahwa penggunaan dana adalah untuk penambahan mesin, penambahan tanah dan pembayaran cash deviden. Sumber dana tersebut berasal dari keuntungan neto dan depresiasi (internal sources) dan utang jangka panjang (obligasi).   
  • Dari keuntungan neto dibayarkan sebagai cash deviden sebesar Rp. 800.000 (50%) sisa keuntungan neto sebesar Rp. 800.000 (Rp. 1.600.000  –  Rp.  800.000). Sisa keuntungan tersebut merupakan modal sendiri.  
  • Dana yang digunakan untuk pembelian tanah berasal dari modal sendiri Rp 800.000 dan sisanya  dibelanjai dengan  utang  jangka panjang 
  • Tambahan mesin  meliputi Rp. 1.000.000 dan dapat dibelanjai dengan utang jangka panjang dan depresiasi 
Dari analisa sumber-sumber dan penggunaan dana PT  Mutiara dapat disimpulkan bahwa perusahaan menggunakan dananya dalam tahun 2009 sebagian besar untuk ekspansi dalam bentuk pembelian mesin dan tanah.  


Referensi :