Penemuan Senyawa Baru
Senyawa
baru ditemukan dari lautan
Sebuah senyawa antibiotik yang baru dan tidak biasa
yang diambil dari sebuah mikroorganisme laut ditemukan di dalam
lumpur sepanjang pantai Santa Barbara, California. Penemuan antibiotik yang asli sangat
jarang, dan para ahli mengatakan resistensi terhadap obat-obatan tersebut
merupakan ancaman kesehatan manusia.
Para peneliti asal University of California, San Diego dan Perusahaan farmasi Trius Therapeutics mengatakan senyawa baru dari Streptomyces ini dinamakan Actinomycete dengan nama antibiotik Anthracimycin,tampaknya dapat efektif membunuh bakteri MRSA dan anthrax. Struktur kimia yang unik dari senyawa tersebut dapat menjadi golongan obat antibiotik yang baru.
Para peneliti asal University of California, San Diego dan Perusahaan farmasi Trius Therapeutics mengatakan senyawa baru dari Streptomyces ini dinamakan Actinomycete dengan nama antibiotik Anthracimycin,tampaknya dapat efektif membunuh bakteri MRSA dan anthrax. Struktur kimia yang unik dari senyawa tersebut dapat menjadi golongan obat antibiotik yang baru.
Senyawa
baru untuk virus HIV
Virus HIV Aids Segera Hilang Berkat Temuan Terbaru, Senyawa
pembunuh virus HIV telah ditemukan. Para ilmuwan telah mengumumkan adanya
temuan senyawa pembunuh virus HIV yang ganas itu. Zhilei Chen, asisten profesor
di A&M University di Texas yang berkolaborasi dengan Scripps Research
Institute, menghasilkan penelitian besar dengan menemukan senyawa PD 404,182 yang bisa membunuh virus HIV,
penyebab AIDS.
Penemuannya dipublikasikan di jurnal American Society of Microbiology bulan ini. Ini adalah senyawa kecil bersifat virusidal, artinya punya kemampuan membunuh virus, dalam hal ini adalah HIV. Pada dasarnya, virus ini bekerja dengan membuka virus.
Penemuannya dipublikasikan di jurnal American Society of Microbiology bulan ini. Ini adalah senyawa kecil bersifat virusidal, artinya punya kemampuan membunuh virus, dalam hal ini adalah HIV. Pada dasarnya, virus ini bekerja dengan membuka virus.
Hal yang lebih mengejutkan, senyawa ini bekerja langsung menyerang
bagian dalam virus, bukan protein pada bagian dinding kapsulnya. Penemuan bahwa
senyawa ini bisa membunuh virus HIV sebenarnya tak sengaja. Mulanya, Chen
hendak menguji keefektifan PD 404,182
untuk melawan virus Hepatitis C. Tapi setelah mencobanya pada HIV, ternyata
senyawa itu bekerja lebih efektif.
Senyawa
baru untuk Memperlambat Pertumbuhan Sel Kanker
Senyawa baru ditemukan dalam akar tanaman licorice yang
memegang kunci mengalahkan penyakit mematikan, yakni kanker kulit. Sebuah
penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat mengidentifikasi senyawa yang
ditemukan dalam akar licorice memperlambat pertumbuhan sel kanker dalam
tes di laboratorium.
Studi sebelumnya menemukan bahwa licorice mengandung zat kimia anti kanker yang disebut glycyrrhizin. Tapi upaya untuk mengubahnya menjadi obat terhambat kenyataan bahwa mengonsumsi jangka panjang glycyrrhizin dapat menyebabkan tekanan darah tinggi dan pembengkakan pada otak.
Studi sebelumnya menemukan bahwa licorice mengandung zat kimia anti kanker yang disebut glycyrrhizin. Tapi upaya untuk mengubahnya menjadi obat terhambat kenyataan bahwa mengonsumsi jangka panjang glycyrrhizin dapat menyebabkan tekanan darah tinggi dan pembengkakan pada otak.
Dalam penelitian terbaru, para ilmuwan diekstraksi isoangustone
A dari akar licorice dan menerapkannya pada sel kanker kulit di
laboratorium. Senyawa memperlambat tingkat dimana sel-sel melanoma mereproduksi
sebagian dengan menghalangi pelepasan protein tertentu yang diperlukan bagi
mereka. Ketika para ilmuwan memberikan ekstrak pada tikus dengan kanker kulit
memiliki efek yang sama menekan pertumbuhan tumor.
Meski demikian, terlalu banyak akar licorice dapat membahayakan. Sebuah studi di Skotlandia menemukan anak-anak yang lahir dari ibu yang mengonsumsi lebih dari 100 gram per minggu selama kehamilan dilaporkan lebih buruk dalam tes kecerdasan di sekolah dan glycyrrhizin menjadi senyawa berbahaya yang disalahkan.
Dalam sebuah laporan tentang temuan mereka yang diterbitkan dalam jurnal Cancer Prevention Research, para ilmuwan mengatakan akar licorice diketahui memiliki efek anti inflamasi dan anti kanker.
Meski demikian, terlalu banyak akar licorice dapat membahayakan. Sebuah studi di Skotlandia menemukan anak-anak yang lahir dari ibu yang mengonsumsi lebih dari 100 gram per minggu selama kehamilan dilaporkan lebih buruk dalam tes kecerdasan di sekolah dan glycyrrhizin menjadi senyawa berbahaya yang disalahkan.
Dalam sebuah laporan tentang temuan mereka yang diterbitkan dalam jurnal Cancer Prevention Research, para ilmuwan mengatakan akar licorice diketahui memiliki efek anti inflamasi dan anti kanker.
Senyawa baru dalam
narkotika
BNN hingga akhir Juli 2013 menemukan senyawa baru dalam narkotika,
terdapat 21 senyawa baru dari tujuh grup yang tergolong berbahaya. Zat-zat itu
antara lain:
1. Synthetic
Cannabinoids-2 jenis (JWH-018;XLR-11)
2. Synthetic
Cathinone-6 jenis (MDMC) (methylone), 4-Mec, N-ethylcathinone, Pentedrone,
4-MMC (Metdrone), MDPV
3. Phenetylamines-6
jenis (DMA, 2-CB, DOC, PMMA, 5-APB, 6-APB)
4. Piperazines
- 3 jenis (Benzilpiperazine) (dari tahun 2007, sudah dilarang chlorophenil
piperazine trifluoro-methyl-phenilpiperazine)
5. Plant-based
substances-2 jenis (Catha edulis, Mtragyna speciosa)
6. Ketamine
(sejak 2007, masuk peraturan obat keras)
7. Miscellaneous-1
jenis (Methyl-tryptamine).
November lalu, BNN mengungkap temuan terhadap tiga zat baru.
Ketiganya lalu diberi nama yaitu 25C-NBOMe dan 25I-NBOMe yang merupakan zat
turunan fenetilamine. Zat ini mendatangkan efek psychedelic yaitu menenangkan
dan mengakibatkan tidak sadarkan diri. Satu lagi 25B-NBOMe yang memiliki efek
halusinogen saat dikonsumsi manusia. Zat ini juga turunan dari fentilamine
(2CB).
Senyawa
baru anti kanker dalam ganja
Banyak penelitian yang berusaha
membuktikan khasiat ganja untuk terapi pengobatan, salah satunya kanker. Namun,
penerapan hasil riset ini terganjal kandungan senyawa hallusinogen dalam
cannabinoid yang memabukkan.
Cannabinoid adalah kandungan aktif dalam ganja atau mariyuana, atau dikenal dengan THC. Senyawa ini merangsang kemampuan penyembuh dalam tubuh sehingga bisa melawan keganasan sel kanker. Namun, halangan ini perlahan mulai tersingkir.
Para periset dari St. George’s University, London, telah mengisolasi enam cannabinoid yang tidak mengandung senyawa hallusinogen. Isolasi enam senyawa ini bisa mengembangkan pengobatan antikanker yang lebih efektif.
Berdasarkan National Cancer Institute, cannabinoid dalam ganja memiliki efek pengobatan dengan mengaktifkan sel penerima di sistem saraf pusat dan daya tahan tubuh. Sel inilah yang kemudian melawan pertumbuhan kanker di dalam tubuh.
Sampai saat ini, US Food and Drug Administration belum menyetujui ganja sebagai pengobatan untuk kanker, maupun penyakit lainnya. Cannabinoid, termasuk dronabinol dan nabilone, hanya disetujui sebagai perlakuan untuk mengatasi efek samping pengobatan kanker.
Cannabinoid adalah kandungan aktif dalam ganja atau mariyuana, atau dikenal dengan THC. Senyawa ini merangsang kemampuan penyembuh dalam tubuh sehingga bisa melawan keganasan sel kanker. Namun, halangan ini perlahan mulai tersingkir.
Para periset dari St. George’s University, London, telah mengisolasi enam cannabinoid yang tidak mengandung senyawa hallusinogen. Isolasi enam senyawa ini bisa mengembangkan pengobatan antikanker yang lebih efektif.
Berdasarkan National Cancer Institute, cannabinoid dalam ganja memiliki efek pengobatan dengan mengaktifkan sel penerima di sistem saraf pusat dan daya tahan tubuh. Sel inilah yang kemudian melawan pertumbuhan kanker di dalam tubuh.
Sampai saat ini, US Food and Drug Administration belum menyetujui ganja sebagai pengobatan untuk kanker, maupun penyakit lainnya. Cannabinoid, termasuk dronabinol dan nabilone, hanya disetujui sebagai perlakuan untuk mengatasi efek samping pengobatan kanker.
Riset ini juga membuktikan masih
terbatasnya pengetahuan tentang cannabinoid. Hasil riset berupa senyawa
cannabinoid non-hallusinogenik ini ternyata umum ditemukan dalam cannabinoid.
Senyawa ini adalah dua bentuk cannabidiol (CBD), dua bentuk cannabigerol (CBG),
dan dua bentuk cannabigevarin (CBGV).
Dalam riset ini, enam senyawa
tersebut disuntikkan pada sel kanker leukimia. Hasilnya, senyawa menunjukkan
sifat antikanker, sama seperti cannabinoid jenis tetrahydrocannabinol (THC).
Namun, keenam senyawa ini tidak menunjukkan efek samping senyawa hallusinogen.
Referensi :
http://health.kompas.com/read/2013/08/05/1409189/Ditemukan.Antibiotik.Baru.Pelawan.Antrakshhttp://bengawanpost.com/1675/kesehatan-licorice-perlambat-sel-kanker-kulit/
1 komentar:
Ready 0-18 ( Asia )
Only 5gr
@npg0881o ( Official Line )
Posting Komentar