Analisis Break Even Point (BEP)
Definisi
BEP (Titik Pulang Pokok) adalah keadaan
suatu usaha ketika tidak memperoleh laba dan tidak menderita rugi.
Pengertian Break Even point menurut
Letricia (tahun 1999, hal 2) adalah : “Volume penjualan yang tidak menimbulkan
laba atau rugi”, sedangkan menurut mulyadi (tahun 1997, hal 230)
pengertian Break Even point adalah :
“Suatu keadaan di mana dalam operasi perusahaan tidak memperoleh laba dan tidak
menderita rugi (penghasilan)”.
Klasifikasi Biaya
Atas pengaruh perubahan Volume terhadap
biaya, maka biaya dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu:
- Biaya Tetap
- Biaya Variable
- Biaya Semi Variable
Fungsi BEP
- Sebagai alat analisis untuk mengambil kebijakan
dalam suatu perusahaan
- Mengetahui jumlah penjualan minimal yang harus
dipertahankan agar perusahaan tidak mengalami kerugian
- Mengetahui jumlah penjualan yang harus dicapai
untuk memperoleh tingkat keuntungan tertentu
- Mengetahui seberapa jauh berkurangnya penjualan
- Mengetahui bagaimana efek perubahan harga jual,
biaya, dan volume penjualan terhadap keuntungan
Kegunaan Analisis Break Even point
Analisis Break Even point selain berguna
untuk membantu menetapkan sasaran atau tujuan perusahaan juga mempunyai
kegunaan lain yaitu :
- Sebagai dasar atau landasan merencanakan kegiatan
operasional dalam usaha mencapai laba tertentu. Jadi dapat digunakan untuk
merencanakan laba atau ”profit planning”.
- Sebagai dasar inti mengendalikan kegiatan
operasional yang sedang berjalan, yaitu untuk alat pencocokan antara
realisasi dengan angka-angka dalam perhitungan Break Even point jadi
sebagai alat pengendali atau “Controling”.
- Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan harga
jual, yaitu dalam setelah diketahui hasil-hasil perhitungannya menurut
analisa Break Even point dan laba yang di targetkan.
- Sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil
keputusan yang harus dilakukan oleh seorang manager.
Pendekatan dalam mengitung BEP
- Pendekatan Persamaan
- Pendekatan Marjin Kontribusi
Mengurangkan nilai penjualan total (total revenue = TR) dengan biaya variabel total (total
Variabel cost = TVC)
Mengurangkan harga jual per unit dengan biaya variabel
per unit guna menghitung margin kontribusi per unit.
- Pendekatan Grafik
Kasus BEP
Pada Kasus CV. Donut Kotak
Harga Jual per unit Rp. 5.000
Biaya variabel Per Unit Rp. 3.000
Margin kontribusi Rp. 2.000
BEP (unit)
BEP (unit) = (Biaya tetap Total : Margin kontribusi per unit)
BEP (unit) = 7.500.000/2.000 = 3.750 unit
BEP (rupiah)
Terlebih dahulu harus dihitung Rasio Margin Kontribusi
Harga penjualan per
unit
Rp. 5.000,- 100 %
Biaya Variabel per
unit
Rp. 3.000,- 60 %
Margin
kontribusi
Rp. 2.000,- 40 %
Ratio margin kontribusi = 0,40
BEP (rupiah)
= (Biaya tetap Total : Rasio Margin kontribusi)
= Rp. 7.500.000/0,40
= Rp. 18.750.000,-
Analisis Sumber dan Penggunaan Kas
Dana dalam Aliran Kas
Pengertian dana kas yaitu menggambarkan suatu ringkasan sumber dan
penggunaan kas selama periode yang bersangkutan. Penggunaan kas disusun untuk
menunjukan dari mana sumber-sumber kas dan penggunaannya.
Laporan perubahan kas dapat digunakan untuk menaksir kebutuhan
kas di masa mendatang dan kemungkinan sumber-sumber yang ada dan sebagai dasar
perencanaan dan peramalan kebutuhan kas atau di masa yang akan datang.
Dalam menyusun sumber-sumber dan penggunaan dana di mana dana adalah dalam
artian kas, langkah-langkah adalah sebagai berikut :
- Menyusun
Laporan perubahan Neraca yang menggambarkan perubahan masing-masing elemen
neraca antara dua titik waktu yang akan dianalisa (bulanan atau tahunan)
dan memisahkan elemen yang memperbesar kas dan elemen yang memperkecil
kas.
- Mengelompokkan
elemen-elemen dalam Laporan Rugi dan Laba atau laporan Laba ditahan ke
dalam golongan yang memperbesar kas dan golongan yang memperkecil jumlah
kas.
- Menyusun
laporan sumber dan penggunaan kas, dengan mengadakan
konsolidasi dari semua informasi tersebut ke dalam Laporan
sumber-sumber dan penggunaan dana.
Sumber Kas
Kas merupakan ktiva yang paling likuid atau merupakan salah satu unsur
modal yang paling tinggi likuiditasnya, berarti semakin besar jumlah kas yang
dimiliki oleh suatu perusahaan akan semakin tinggi pula tingkat
likuiditasnya. Akan tetapi, suatu perusahaan yang memiliki tingkat likuiditas
yang tinggi karena adanya kas dalam jumlah yang besar berarti tingkat
perputaran kas tersebut rendah dan mencerninkan adanya over investment dalam
kas dan berarti pula perusahaan kurang efektif dalam mengelola kas.
Sumber penerimaan kas dalam suatu perusahaan pada dasarnya dapat berasal
dari :
- Hasil
penjualan investasi jangka panjang, aktiva tetap baik yang berwujud maupun
yang tidak berwujud (intangible assets), atau adanya penurunan aktiva
tidak lancar yang diimbangi dengan penambahan kas.
- Penjualan
atau adanya emisi saham maupun adanya penambahan modal oleh pemilik
perusahaan dalam bentuk kas.
- Pengeluaran
surat tanda bukti utang, baik jangka pendek (wesel) maupun utang jangka
panjang (utang obligasi, utang hipotik, atau utang jangka panjang
lain) serta bertambahnya utang yang diimbangi dengan penerimaan kas.
- Adanya
penurunan atau berkurannya aktiva lancar selain kas yang diimbangi dengan
penerimaan kas pembayaran, berkurangnya persediaan barang dagangan karena
adanya penjualan secara tunai, adanya penurunan surat berharga (efek)
karena ada penjualan dan sebagainya.
- Adanya
penerimaan kas karena sewa, bunga atau dividen dari investasinya,
sumbangan ataupun hadiah maupun adanya pengembalian kelebihan pembayaran
pajak pada periode-periode sebelumnya.
- Keuntungan
dari operasi perusahaan, Apabila perusahaan memperoleh keuntungan neto
dari operasinya berarti ada tambahan dana dari perusahaan yang
bersangkutan
Penggunaan Kas
Adapun penggunaan atau pengeluaran kas dapat di sebabkan oleh adanya
transaksi-transaksi sebagai berikut.
- Pembelian
saham atau obligasi sebagai investasi jangka pendek maupun jangka panjang
serta pembelian aktiva tetap lainnya.
- Penarikan
kembali saham yang beredar maupun adanya pengembalian kas perusahaan oleh
pemilik perusahaan.
- Pelunasan
pembayaran angsuran utang jangka pendek maupun utang jangka panjang.
- Pembelian
barang secara tunai, adanya pembayaran biaya operasi yang meliputi upah
dan gaji,
- pembelian
supplies kantor, pembayaran sewa, bunga, premi asuransi, advertensi, dan
adanya persekot-persekot biaya maupun persekot pembelian.
- Pengeluaran
kas untuk pembayaran dividen (bentuk pembagian laba lainnya secara
tunai), pembayaran pajak, denda-denda, dan sebagainya.
- Adanya
kerugian dalam operasi perusahaan. Terjadinya kerugian dalam operasi
perusahaan dalam mengakibatkan berkurangnya kas atau menimbulkan utang
yaitu bila diperlukan dana untuk menutup kerugian tersebut. Timbulnya
utang sebenarnya merupakan sumber dana tetapi dana ini digunakan untuk
menutup kerugian tersebut.
Elemen - Elemen Sumber dan Penggunaan Kas
Dari laporan perubahan neraca dan laporan rugi laba
elemen-elemen yang memperbesar kas disebut sumber-sumber dana adalah
:
- Berkurangnya
aktiva lancar selain kas
Berkurangnya barang (inventory) terjadi karena terjualnya barang tersebut
dan hasil penjualan itu merupakan sumber dana/ kas bagi perusahaan.
Berkurangnya piutang berarti piutang telah dibayar dan penerimaan piutang merupakan
penambahan dana yang diterima oleh perusahaan yang bersangkutan.
Berkurangnya surat-surat berharga (efek) berarti efek itu terjual dan hasil
penjualan tersebut merupakan sumber dana/ kas bagi perusahaan
- Berkurangnya
aktiva tetap
Berkurangnya aktiva tetap bruto berarti sebagian aktiva tetap harus dijual
dan hasil penjualannya merupakan sumber dana Berkurangnya aktiva tetap neto
berarti adanya depresiasi dalam tahun yang bersangkutan
- Bertambahnya
setiap jenis utang
Bertambahnya utang (utang lancar, utang jangka panjang) berarti
terjadi penambahan dana yang diterima oleh perusahaan yang bersangkutan
Bertambahnya modal
Bertambahnya modal disebabkan adanya emisi saham baru dan hasil penjualan
saham baru tersebut merupakan sumber dana
- Adanya
keuntungan dari operasi perusahaan
Apabila perusahaan mendapatkan keuntungan neto dari operasinya berarti
bahwa ada tambahan dan bagi perusahaan yang bersangkutan.
Sedangkan elemen-elemen dari laporan perubahan neraca dan laporan rugi laba
yang memperkecil kas adalah :
- Bertambahnya
aktiva lancar selain kas
Bertambahnya aktiva lancar dapat terjadi karena pembelian barang dan
pembelian barang membutuhkan dana. Dengan demikian, penambahan aktiva lancar
merupakan penggunaan dana.
- Bertambahnya
aktiva tetap
Bertambahnya aktiva tetap bruto dapat terjadi karena adanya pembelian
aktiva tetap dan pembelian aktiva tetap merupakan penggunaan dana
- Berkurangnya
utang
Berkurangnya utang, baik utang lancar maupun utang jangka
panjang dapat terjadi karena perusahaan telah melunasi atau mengangsur
utangnya. Pembayaran kembali utang berarti penggunaan dana
- Berkurangnya
modal
Berkurangnya modal dapat terjadi karena pemilik perusahaan mengambil
kembali atau mengurangi modal yang tertanam dalam perusahaan.
Berkurangnya
modal berarti berkurangnya dana. Ini berarti bahwa penggunaan modal itu
merupakan penggunaan dana.
- Pembayaran
cash deviden
Pembayaran cash deviden merupakan penggunaan dana. Cash deviden dibayarkan
dari keuntungan neto sesudah pajak
- Kerugian
operasi perusahaan
Timbulnya kerugian selama periode tertentu dapat disertai dengan
berkurangnya aktiva atau bertambahnya utang. Sebenarnya bertambahnya
utang merupakan sumber dana tetapi dengan adanya kerugian. Dengan demikian,
maka adanya kerugian merupakan penggunaan dana.
Kasus Sumber dan Penggunaan Kas
Berikut ini adalah laporan keuangan PT Mutiara berupa Neraca periode
31 Desember 2008 dan 2009, beserta perubahannya.
Selama tahun 2009, Perusahaan PT. Mutiara mendapatkan
keuntungan netto sesudah pajak sebesar Rp. 1.600.000 dan dibayarkan sebagai
cash deviden sebesar Rp. 800.000. Dari contoh Neraca di atas kemudian dapat
dibuat laporan sumber-sumber dan penggunaan kas. Berikut ini adalah contoh
laporan tersebut.
Dari laporan penggunaan dana tersebut
terlihat bahwa penggunaan dana adalah untuk penambahan mesin, penambahan tanah
dan pembayaran cash deviden. Sumber dana tersebut berasal dari
keuntungan neto dan depresiasi (internal sources) dan utang jangka
panjang (obligasi).
- Dari keuntungan neto dibayarkan sebagai cash
deviden sebesar
Rp. 800.000 (50%) sisa keuntungan neto sebesar Rp. 800.000 (Rp. 1.600.000
– Rp. 800.000). Sisa keuntungan tersebut merupakan modal
sendiri.
- Dana yang digunakan untuk pembelian tanah berasal
dari modal sendiri Rp 800.000 dan sisanya dibelanjai dengan
utang jangka panjang
- Tambahan mesin meliputi Rp. 1.000.000 dan
dapat dibelanjai dengan utang jangka panjang dan depresiasi
Dari analisa sumber-sumber dan penggunaan
dana PT Mutiara dapat disimpulkan bahwa perusahaan menggunakan dananya
dalam tahun 2009 sebagian besar untuk ekspansi dalam bentuk pembelian mesin dan
tanah.
Referensi :
0 komentar:
Posting Komentar