Sabtu, 18 Juni 2016

Teori struktur modal

STRUKTUR MODAL

Definisi Struktur Modal

Struktur Modal merupakan perimbangan antara penggunaan modal pinjaman yang terdiri dari : utang jangka pendek yang bersifat permanen, utang jangka panjang dengan modal sendiri yang terdiri dari : saham preferen dan saham biasa. 

Maka dapat disimpulkan bahwa pimpinan perusahaan dalam hal ini manajer keuangan harus dapat mencari bauran pendanaan (financing mix) yang tepat agar tercapai struktur modal yang optimal yang secara langsung akan mempengaruhi nilai perusahaan.

Teori Struktur Modal menjadi 2 (dua) kelompok besar yaitu:
  • Teori Struktur Modal Tridisional yang terdiri dari : 
  1. Pendekatan laba bersih (Net Income Approach),
  2. Pendekatan laba operasi bersih (Net Operating Income Approach = NOI Approach), 
  3. Pendekatan tradisional (Tradisional Approach). 
Ketiga Pendekatan struktur modal tradisional pada mulanya dikembangkan oleh David Durand pada tahun 1952. 
  • Teori Struktur Modal Modern yang terdiri dari :
  1. Model Modigliani-Miller (MM) tanpa pajak,
  2. Model Modigliani-Miller (MM) dengan pajak,
  3. Model Miller,
  4. Financial Distress dan Agency Costs,
  5. Model Trade Off (Model Gabungan Antara Model Modiliani-Miller, Model Miller dan Financial Distress and Agency Costs), 
  6. Teori Informasi Tidak Simetris (Asymmetric Information Theory).

Pendekatan Laba Bersih (NET INCOME APPROACH)

Pendekatan laba bersih (NI) mengasumsikan bahwa investor mengkapitalisasi atau menilai laba perusahaan dengan tingkat kapitalisasi (Ke) yang konstan dan perusahaan dapat meningkatkan jumlah utangnya dengan tingkat biaya utang (Kd) yang konstan pula. 

Karena Ke dan Kd konstan maka semakin besar jumlah utang yang digunakan perusahaan, biaya modal rata-rata tertimbang (Ko) semakin kecil sebagai akibat penggunaan utang yang semakin besar, nilai perusahan akan meningkat. 

Pendekatan Laba Operasi Bersih ( NET OPERATING INCOME = NOI )

Pendekatan ini melihat bahwa biaya modal rat-rata tertimbang konstan berapapun tingkat utang yang digunakan oleh perusahaan. Pertama, diasumsikan bahwa biaya untang konstan seperti halnya dalam pendekatan laba bersih. Kedua, penggunaan utang yang semakin besar oleh pemilik modal sendiri dilihat sebagai peningkatan risiko perusahaan. 

Oleh karena itu tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh pemilik modal sendiri akan meningkat sebagai akibat meningkatnya risiko perusahaan. Konsekwensinya biaya modal rata-rata tertimbang tidak mengalami perubahan dan keputusan struktur modal menjadi tidak penting.

Pendekatan Tradisional (TRADITIONAL APPROACH)

Pendekatan ini paling banyak dianut oleh para praktisi dan para akademisi. Mereka memilih diantara kedua pendekatan diatas. Pendekatan ini mengasumsikan bahwa hingga suatu leverage tertentu, risiko perusahaan tidak mengalami perubahan. Sehingga baik Kd maupun ke relatif konstan. Namun demikian setelah leverage atau rasio utang tertentu, biaya utang dan biaya modal sendiri meningkat. 

Peningkatan biaya modal sendiri ini akan semakin besar dan bahkan akan lebih besar daripada penurunan biaya akan penggunaan utang yang lebih murah. Akibatnya biaya modal rata-rata tertimbang pada awalnya menurun dan setelah leverage tertentu akan meningkat. Oleh karena itu nilai perusahaan mula-mula meningkat dan akan menurun sebagai akibat penggunaan utang yang semakin besar. 

Dengan demikian menurut pendekatan tradisional, terdapat struktur modal yang optimal untuk setiap perusahaan. Struktur modal yang optimal tersebut terjadi pada saat nilai perusahaan maksimum atau struktur modal yang mengakibatkan biaya modal rata-rata tertimbang minimum. 

Model Modigliani-Miller (MM) Tanpa Pajak

Salah satu pertanyaan yang sering membingungkan manajer keuangan untuk dapat menjawab secara tepat pertanyaan sebagai berikut : 
  1. Bagaimana hubungan antara struktur modal dan nilai perusahaan (harga saham)? 
  2. Berapa besar modal pinjaman (asing) dan berapa besar modal sendiri digunakan ? 
Untuk menjawab pertanyaan ini 2 (dua) orang ahli manajemen keuangan Franco Modigliani dan Merton Miller mengajukan suatu teori. 

Pada tahun 1958 mereka mengajukan suatu teori yang ilmiah tentang struktur modal perusahaan. 

Teori mereka mengunakan beberapa asumsi : 
  • Risiko bisnis perusahaan diukur dengan ( EBIT (Standard Deviation  Earning Before Interest and Taxes = devisi standar laba sebelum bunga dan pajak), 
  • Investor memiliki pengharapan yang sama tentang EBIT perusahaan di masa  mendatang. 
  • Saham dan obligasi diperjual belikan disuatu pasar modal yang sempurna. 
Adapun kriteria pasar modal yang efisien adalah : 
  • Informasi selalu tersedia bagi semua investor (symmetric information) dan dapat diperoleh tanpa biaya. 
  • Tidak ada biaya transaksi dan investor bersikap rasional.
  • Investor dapat melakukan diversifikasi investasi secara sempurna, 
  • Tidak ada baik pajak penghasilan perseorangan maupun pajak penghasilan perusahaan, 
  • Investor baik individu maupun intitusi dapat meminjam dengan tingkat berupa yang sama seperti halnya perusahaan sebesar tingkat bunga bebas risiko. Utang adalah tanpa risiko sehingga suku bunga pada utang adalah suku bunga bebas risiko. 
  • Seluruh aliran kas adalah perpetuitas (sama jumlahnya setiap periode hingga waktu tak terhingga). Dengan kata lain, pertumbuhan perusahaan adalah nol atau EBIT selalu sama. 
Teori Struktur Modal yang dikemukan Oleh Beberapa Ahli :

Perlu diketahui bahwa di dalam struktur modal sendiri memiliki beberapa teori yang dikemukan oleh beberapa ahli antara lain agency theory, signaling theory, packing order theory.

  • Agency Theory
Dalam agency theory yang diungkapkan oleh Michael C. Jensen dan William H. Meckling pada tahun 1976 menyatakan bahwa para pemegang saham mengaharapkan bahwa agen tidak bertindak atas kepentingan diri sendiri akan tetapi juga.bertindak atas kemauan dari para pemegang saham, sehingga pendelegasian kewenangan pemegang saham dapat dijalankan
oleh agen.

  • Signaling Theory
Berbeda dengan signaling theory yang diungkapkan oleh.Brigham dan Houston (2001), beliau mengungkapkan bahwa segala sesuatu yang berhubungan dengan prospek perusahaan manajemen perusahaanlah yang memberikan petunjuk kepada para investor mengenai keadaan dari perusahaan tersebut. 

Perusahaan dengan prospek yang menguntungkan akan berusaha menghindari penjualan sahamnya kepada orang luar dan akan mngupayakan berbagai cara untuk mencari modal baru dengan berbagai cara. Pengumuman emisi saham oleh suatu perusahaan merupakan suatu isyarat (signal) bahwa manajemen memandang prospek perusahaan suram. 

Apabila suatu perusahaan menawarkan penjualan saham baru lebih sering dari biasanya, maka harga sahamnya akan menurun,.karena menerbitkan saham baru berarti memberikan isyarat negatif yang kemudian dapat menekan harga saham sekalipun prospek perusahaan cerah.

  • Packing Order Theory
Sedangkan packing order theory lebih mengasumsikan untuk mensejahterahkan para pemilik saham secara maksimum. Perusahaan berusaha menerbitkan sekuritas pertama dari
internal, retained earning, kemudian utang berisiko rendah dan terakhir ekuitas. Packing order theory memprediksi bahwa pendanaan utang eksternal didasarkan pada defisit pendanaan internal.


0 komentar: